Wednesday, October 24, 2012

Ekor Harimau atau Kepala Tikus?


Minggu kedua bulan Oktober ini saya berkunjung ke sebuah peternakan di daerah Jawa Barat. Nama peternakannya “Peternakan Tawakal”. Nama pemiliknya Pak Buyamin. Beliau sudah berkecimpung di dunia domba sekitar 16 tahunan. Beliau awalnya hanya hoby saja beternak domba, toh dulu domba masih murah.
Beliau bercerita,” Dulu saya hanya punya 3 ekor domba saja. Itu pun beternak di halaman belakang karena Cuma hoby ya ga perlu ngitung-ngitung duit segala. Ketika waktu kurban, ada beberapa tetangga
yang mengelilingi rumah saya karena domba saya disembelih untuk kurban. Maklum namanya juga orang desa, kalo ada apa-apa mesti berbondong-bondong. Waktu ramai-ramai begitu ada pejabat daerah yang datang ke rumah saya, bertanya ada apa. Ya saya jawab saja lagi ada sembelih domba. Terus sang pejabat itu kembali bertanya apakah ada lagi domba yang bisa untuk disembelih, untuk kurban? Saya jawab ada, tinggal 1 ekor lagi. Segera beliau membelinya. Kemudian berita itu sampai di kantor saya, karena saya juga pejabat daerah sana, ya punya peran penting lah. Karena kabar tersebut, bertanyalah bawahan saya, apa bapak ga mau jualan domba aja pak. Dulu saya sempat bergumul, masa pejabat daerah jualan domba, gengsi kan? Tapi setelah beberapa tahun saya berfikir, toh ga ada salahnya jualan domba, toh juga halal. Akhirnya saya mulai perlahan usaha peternakan domba ini. Alhamdullilah sekarang sudah punya 2000-3000 ekor domba. Kemarin aja udah ada yang mesen 3000 ekor buat kurban. Selain itu saya sekarang sudah bisa keliling Indonesia berkat domba. Kemarin saja saya baru pulang dari NTB, untuk berbicara tentang peternakan di sana. Sekarang saya sudah tidak segan lagi menjawab pekerjaannya apa? Tukang ngangon domba”
Sepertinya memang biasa saja ceriba Pak Buyamin, tapi tekad dari beliau dan cara pandang beliau begitu terbuka dan itulah yang membuat beliau bisa sukses sampai sekarang. Bayangkan saja 3000 ekor dijual dengan harga 1,75juta per ekornya, berapa total pemasukan beliau??? Silahkan dihitung sendiri. Saya saja cukup tertegun melihat beliau, karena beliau memiliki penampilan yang sederhana, dan rendah hati, dengan senang berkata “Ya, saya Cuma tukang ngangon domba”. Kalimat beliau yang saya ingat adalah “Lebih baik jadi kepala tikus daripada menjadi ekor sang Harimau”. Harimau memang jauh lebih kuat dibanding tikus, tapi kalau Cuma jadi ekor? Who want? Tikus memang kecil, tapi peran kepala jauh lebih penting daripada ekor, yang (maaf) terkadang akan kena kotoran. Begitu juga pada kita, lebih baik menjadi pemimpin di tempat (usaha) yang kecil, daripada berada di perusahaan besar tapi hanya menjadi bawahan yang terkadang akan kena cipratan kesialan dari atasan yang kurang baik sikapnya (ada juga atasan yang baik).